Minggu, 29 Desember 2019







Tahun
53 SH (Sebelum Hijriah) / 571 M





Para
ulama sejarah berselisih mengenai tanggal dan bulan dilahirkannya nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam. Namun mereka bersepakat bahwasanya kelahiran
beliau bertepatan dengan hari senin di tahun gajah (Âmul Fîl).





Qais bin Mahzamah radhiyallahu anhu berkata:





وُلِدْتُ أَنَا
وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفِيلِ، فَنَحْنُ
لِدَانِ ، وُلِدْنَا مَوْلِدًا وَاحِدًا





“Aku dilahirkan dan begitu pula Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam pada tahun gajah. Dan kami berdua adalah bayi yang dilahirkan
di waktu yang sama” (HR. Ahmad no. 17891 dan dihasankan oleh Syu’aib
Al-Arnaûth)






Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata:





وُلِدَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفِيلِ





“Nabi shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan pada
tahun gajah” (HR. Hakim no. 4180)





Dan
Abdul Malik bin Marwân bertanya kepada Qais bin Asyam radhiyallahu anhu:





يَا قَبَاثُ،
أَنْتَ أَكْبَرُ أَمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ:
بَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْبَرُ مِنِّي، وَأَنَا
أَسَنُّ مِنْهُ وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ
الْفِيلِ، وَتَنَبَّأَ عَلَى رَأْسِ الْأَرْبَعِينَ مِنَ الْفِيلِ





“Wahai Qabâts, apakah engkau lebih besar ataukah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?” Beliau menjawab: “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam lebih besar dariku. Namun aku lebih tua darinya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun gajah. Dan beliau
diutus menjadi nabi di awal tahun 40 dari tahun gajah” (HR. Hakim no. 6624)





Dan ini adalah ijma’ para ulama bahwa beliau
dilahirkan pada tahun gajah sebagaimana yang dinukilkan oleh Khalifah bin
Khayyâth, Ibnu Al-Jazzâr, ibnu Dihyah, dan Ibnul Jauzi rahimahumullah. Dan
begitupula yang dikatakan oleh Al-Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullah
:





 لا خلَافَ أَنَّهُ وُلِدَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجَوْفِ
مَكَّةَ، وَأَنَّ مَوْلِدَهُ كَانَ عَامَ الْفِيلِ





“Tidak ada khilaf (perbedaan pendapat ulama),
bahwasanya nabi shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan di tengah-tengah kota
Mekkah. Dan bahwasanya kelahiran beliau tepat pada tahun gajah” (Zâd Al-Ma’âd
1/74)





Adapun hari lahirnya Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam adalah hari senin. Karena hal tersebut disebutkan dalam hadits yang
shahih. Abu Qatâdah radhiyallahu anhu berkata:





وَسُئِلَ عَنْ
صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ؟ قَالَ: ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ
بُعِثْتُ - أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ





“Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya
tentang puasa hari senin, maka beliau menjawab: ‘Hari itu adalah hari yang mana
aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkan kepadaku Al-Quran” (HR.
Muslim no. 1162)





Maka kurang tepat jika dikatakan bahwa nabi lahir pada
hari jum’at. Dan ini memang dipegang oleh sebagian kecil ummat islam. Al-Imam
Ibnu Katsîr rahimahullah berkata:





وَأَبْعَدَ بَلْ
أَخْطَأَ مَنْ قَالَ: وُلِدَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ لِسَبْعَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ
رَبِيعٍ الْأَوَّلِ نَقَلُهُ الْحَافِظُ ابْنُ دِحْيَةَ فِيمَا قَرَأَهُ فِي
كِتَابِ " إِعْلَام الروى بِأَعْلَامِ الْهُدَى " لِبَعْضِ الشِّيعَةِ





“Dan sangat jauh atau keliru orang yang mengatakan
bahwasanya nabi shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan pada hari jumat
tepatnya tanggal 17 dari Rabîul Awwal. Dan hal ini yang dinukilkan oleh Ibnu
Dihyah dari apa yang beliau baca di sebuah kitab yang berjudul “I’lâm Ar-Ruwâ
Bi A’lâmi Al-Hudâ” milik sebagian orang-orang syiah” (As-Sîrah An-Nabawiyyah
1/199)





Dari keterangan di atas, maka disepakati bahwasanya
nabi shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan pada hari senin di tahun gajah.
Namun diperselihkan oleh para ulama akan tanggal dan bulannya.





Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lahir dalam
keadaan penuh sinar yang mana dapat menyinari istana-istana yang ada di Syâm[1].
Abu Umamah radhiyallahu anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam:





قُلْتُ: يَا
نَبِيَّ اللهِ، مَا كَانَ أَوَّلُ بَدْءِ أَمْرِكَ؟ قَالَ: " دَعْوَةُ أَبِي
إِبْرَاهِيمَ وَبُشْرَى عِيسَى، وَرَأَتْ أُمِّي أَنَّهُ يَخْرُجُ مِنْهَا نُورٌ
أَضَاءَتْ مِنْهُ قُصُورُ الشَّامِ





“’Aku berkata: Wahai Nabi Allah. Bagaimana awal permulaan
perkaramu?’ Beliau menjawab: Aku adalah orang yang didoakan oleh ayahku “Ibrahim”.[2]
Dan orang yang dikabarkan oleh Isa.[3]
Dan ibuku melihat ketika melahirkanku cahaya yang keluar dari tubuhya yang menyinari
istana-istana Syâm.” (HR. Ahmad no. 22261 dan dishahihkan oleh Syu’aib
Al-Arnâuth)





Dan nabi shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan
setelah ditinggal wafat oleh ayahnya. Dan ketika itu nabi shallallahu alaihi wa
sallam masih menjadi janin di perut ibunya sehingga beliau shallallahu alaihi
wa sallam tumbuh besar dalam keadaan yatim. Dan beliau dilahirkan di rumahnya
Abu Thalib di wilayah Bani Hasyim.





Wa shallallahu alâ nabiyyinâ Muhammad.





Abdurrahman Al-Amiry





Artikel: www.alamiry.net


















[1] Syam saat
ini adalah gabungan dari negara Palestina, Suriah, Libanon, dan Yordania.




[2] Yakni Doa Nabi Ibrahim alaihissalam:
“Yaa Rabb kami, utuslah seorang Rasul dari jenis mereka.” (QS. Al-Baqarah: 129)




[3] Yakni kabar nabi Isa alaihissalam: “Dan
aku adalah pemberi kabar gembira tentang seorang Rasul yang akan datang setelahku
bernama Ahmad” (QS. Ash-Shaff: 6)





Post a Comment: